Turun ke jalan kampanyekan mangrove.
Ini berarti, KeSEMaT ingin mengajak Indonesia agar kita dapat mengembalikan kejayaan mangrove seperti di masa dahulu kala, dimana kondisi mangrove masih lebat sebelum ekspansi lahan mangrove menjadi area pertambakan dan peruntukan lainnya secara besar-besaran yang pada akhirnya merusak lahan mangrove di Indonesia.
Acara dimulai pada pukul 06.00 - 10.00 WIB yang diawali dengan pemberangkatan peserta dari GSG UNDIP Tembalang menuju ke Tugu Muda Semarang.
Sesampai di Tugu Muda, KeMANGTEER Semarang turut berorasi menggunakan pengeras suara dan TOA dengan tujuan mengajak warga Semarang untuk mulai meningkatkan kepedulian terhadap ekosistem mangrovenya.
Nampak Ketua KeMANGTEER Semarang, Teer Dika, juga beberapa anggota Teer Semarang lainnya tak canggung untuk turun langsung ke jalan, menenteng spanduk "90% Hutan Mangrove Semarang Rusak."
Pengeras suara ditempatkan di empat lokasi yang berbeda, mengelilingi Tugu Muda, sehingga orasi mangrove bisa didengarkan secara merata oleh warga Semrang yang lalu lalang di pagi itu.
Peserta dan panitia juga dibagi menjadi empat kelompok yang berkampanye membentangkan spanduk ke empat lampu merah yang berbeda.
Mereka berjalan ke tengah jalan sambil berorasi dan membagikan stiker, juga membawa spanduk kampanye mangrove saat lampu merah menyala, dan menepi kembali ke trotoar saat lampu berganti hijau.
"Ada flash mob, freeze, cosplay yang bikin meriah suasana. Acara ini ditutup dengan pembacaan sumpah dan janji Mangrover yang berupaya sekuat tenaga untuk menjaga mangrove di Semarang juga di Indonesia bahkan dunia," jelas salah satu peserta MANGRES 2016. (MFR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar