Erni Karunia Rizky, Sekjen KeMANGTEER Indonesia.
Latar belakang Teer Kiki?
Nama saya Erni Karunia Rizky, lahir di Bandar Lampung, 19 Agustus 1992. Anak kedua dari lima bersaudara. Alm. Bapak, dulu adalah pengusaha jasa transportasi antar kota. Mama, ibu rumah tangga yang merangkap menjadi kontraktor. Hidup sederhana apa adanya, tidak bergelimang harta. He...he...
Cita-cita Teer Kiki?
Selepas menyelesaikan Sekolah Menengah Atas, saya berangkat dari tanah kelahiran (Lampung) ke ibukota dengan niat menuntut ilmu, dengan cita-cita suatu saat nanti bisa menjadi guru untuk anak-anak Tuhan yang istimewa.
Makna Guru bagi Anda?
Apa sih guru dibanding model? arsitek? dokter? dan sebagainya yang seakan-akan lebih wah di dunia ini? Tapi, Alhamdulillah cita-cita sederhana ini sesuai dengan kemampuan saya untuk bisa berguna bagi mahluk Tuhan yang paling istimewa.
Sederhana? Memang. Tapi, menurut saya, guru itu memang pilihan yang tepat. Sebagai perempuan calon istri dan ibu bagi anak-anak saya kelak, saya harus mempunyai waktu yang banyak yang harus saya berikan untuk keluarga kecil saya nantinya.
Awal bertemu dengan KeMANGTEER?
Pada akhir tahun 2011, saya bertemu kak Tyas. Kami sempat ikut bergabung di komunitas YAFI (Youth Act For Indonesia). Kemudian, dia mengajak saya untuk ikut dalam acara penanaman mangrove di Ekowisata Tol Sediyatmo, kebetulan acara itu dilaksanakan oleh KeMANGTEER Jakarta.
Setelah acara penanaman, saya diajak untuk ikut bergabung di KeMANGTEER Jakarta. Saat itu, KeMANGTEER Jakarta baru terdiri beberapa orang (founder: kak Ilham, kak Subhan yang saya kenal juga dari YAFI), lalu saya menyarankan untuk membuat Twitter dan Facebook dan melakukan rekruitmen anggota baru.
Teer Kiki dengan profesinya.
Jatuh cinta pada mangrove mungkin! He...he..., ditambah lagi, saya merasakan hangatnya keluarga besar KeMANGTEER Jakarta. Sudah seperti keluarga sendiri.
Jujur saja, saya ikut segala kegiatan organisasi di luar kampus karena ingin menambah teman atau keluarga di tanah rantau ini.
Dan, komunitas KeMANGTEER Jakarta ini unik menurut saya. Ini komunitas lingkungan pertama saya, karena sebelumnya saya ikut komunitas-komunitas yang tidak jauh dari isyu pendidikan yang berhubungan dengan jurusan yang saya ambil.
Saya memang bukan aktivis lingkungan, bukan juga mahasiswi kehutanan, atau ilmu kelautan. Saya calon guru (Guru SLB), tapi saya hanya ingin berguna dan sedikit mencoba membalas kasih sayang ibu pertiwi tercinta, karena telah mengizinkan saya hidup di atas tanahnya, menghirup udaranya dan menggunakan airnya.
Mungkin, bisa saja beribu-ribu cara yang dapat saya lakukan untuk membalas kasih sayang ibu pertiwi. Tapi, entah kenapa saya tertarik dan jatuh cinta kepada mangrove. Seperti, ada panggilan dari hati.
Cara membagi waktu antara kuliah dan organisasi?
Kuliah weekday dan organisasi di weekend. Kebetulan, saat ini saya juga tercatat menjadi siswi di sekolah politik kerakyatan, dan sebelumnyapun, saya sudah sempat bekerja menjadi guru pendamping di salah satu sekolah luar biasa.
Pintar-pintar membagi waktu, yah walaupun sering kewalahan. Tapi, sampai saat ini, saya Alhamdulillah masih bisa mempertahankan nilai, dan sedang membuat tugas akhir serta baru selesai menyelesaikan tugas praktek kampus.
Alhamdulillah, mama percaya saya bisa menyelesaikan studi pada tepat waktu, dengan segala kesibukan di luar kuliah yang menyita waktu.
Saat di KeMANGTEER Jakarta, tanggung jawab yang diemban?
Sebelumnya, saya menjabat bagian humas (hubungan masyarakat) di KeMANGTEER Jakarta. Lalu, pada saat dibuka pemilihan Sekjen KeMANGTEER Indonesia, saya mencalonkan diri.
Perasaan setelah terpilih menjadi Sekjen KeMANGTEER Indonesia?
Tentu saja senang, merasa terhormat dan bangga, walaupun awalnya saya sempat ragu, karena tidak mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Bahkan dibandingkan dengan calon kandidat lainnya yang memang anak-anak kelautan.
Tapi, saya menjadi bersemangat, saat semua Teer, di afiliasi KeMANGTEER di Semarang, Jakarta dan Malang memberikan dukungan penuh kepada saya.
Sempat terharu karena ini adalah amanah dan tanggung jawab besar yang harus saya jalankan dengan sebaik-baiknya, di saat KeMANGTEER Indonesia mulai tumbuh besar, seperti sekarang.
Dan saya juga tidak bisa menjanjikan, saya hanya bilang, saya akan lakukan apapun yang bisa saya lakukan dengan sebaik-baiknya semangat yang saya punya, untuk KeMANGTEER yang lebih baik lagi, agar KeMANGTEER bisa mengajak lebih banyak orang lagi untuk peduli akan keberadaan mangrove di Indonesia dan dunia.
Konsep kepemimpinan Anda?
Tahun 2013 ini, selama satu tahun kedepan, saya dipercaya menjalankan amanah sebagai Sekjen KeMANGTEER Indonesia.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau melihat dengan jelas permasalahan-permasalahan yang ada, mampu dan mempunyai pengaruh untuk mengajak orang lain untuk bekerjasama dengannya agar menciptakan sesuatu yang lebih baik, untuk maju.
Saya mencoba tidak otoriter, mendengarkan masukan, mengambil sebuah keputusan berdasarkan kesepakatan.
Pengalaman paling berharga saat di KeMANGTEER?
Bertemu banyak orang. Saya paling suka bertemu banyak orang, dari berbagai latar belakang yang berbeda. Berusaha saling memahami, merasakan kehangatan dari keluarga besar KeMANGTEER, KeSEMaT, IKAMaT dan KeMANGI.
Menyelesaikan masalah-masalah yang ada, melakukan perjalanan bersama-sama. Banyak hal bermanfaat yang dilakukan semenjak saya menjadi bagian dari keluarga besar ini. Kalian semua hebat!
Dan satu yang paling saya ingat adalah pesan dari mas Aris Priyono (Bapak Mangrover Indonesia) : "Kembangkan KeMANGTEER seluasnya, tapi wajib sesuai idealismu dan instingmu sebagai Mangrover, jangan mudah terpengaruh!"
Pesan positif untuk generasi muda dan Mangrover Indonesia yang ingin berprestasi, seperti Anda?
Lakukan hal kecil untuk mangrove agar bisa lebih baik. Sekecil apapun usaha kita menyelamatkan mangrove akan menjadikan mangrove sebagai penyelamat kita nantinya.
Man is an Animal Symbolicium. Dengan simbol-simbolnya, manusia mampu terbang lebih cepat daripada burung walaupun manusia tidak mempunyai sayap. Dia mampu mengarungi samudera walaupun tidak bisa berenang seperti ikan, mampu menembus ruang dan waktu walaupun bukan dewa – Ernst Cassirer.
Bersyukur diciptakan Allah di dunia ini sebagai manusia, mahluk paling sempurna. Dengan akal budi, manusia mampu melakukan yang terbaik, berusaha dan berdoa mewujudkan mimpi-mimpi agar tak sekedar hanya menjadi mimpi.
Memang, hakikatnya tidak setiap apa yang kita impikan akan menjadi kenyataan, saat itulah kita dituntut untuk selalu bersyukur. Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.
Saya berharap, dengan demikian, saya bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Amin. Semangat MANGROVER! (ADM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar