Serunya menanam mangrove di KETAPEL Mangrove 2017.
Kegiatan diawali dengan pengenalan pesisir Marunda dan edukasi mangrove oleh tim dari Yayasan Mangrove. Peserta antusias mendengarkan materi yang diberikan. Selain itu, hadir pula tim dari Mempawah Mangrove Conservation (MMC) yang berasal dari Kalimantan Barat, yang turut mengapresiasi kegiatan KETAPEL Mangrove 2017.
Adapun bibit yang ditanam adalah dari jenis Rhizophora mucronata, karena sangat cocok di substrat berlumpur, seperti pesisir Marunda. Jumlah yang ditanam 1500 bibit yang ditanam di dua titik.
Selain menanam, peserta juga diberikan edukasi mengenai cara menancapkan ajir yang sesuai dengan jarak idealnya dan bagaimana cara melakukan tanam-sulam. Hal ini berguna untuk memperkaya pengetahuan peserta dalam hal pemeliharaan mangrove.
Pak Ikhsan, saat memberikan sambutan.
Sebelum memulai kegiatan penanaman, acara terlebih dahulu dibuka oleh MC, yaitu Teer Intan. Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan Ketuteer Jakarta, yairtu Teer Nathasi yang menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi volunteers, community dan media partner di KETAPEL Mangrove 2017.
Pak Ikhsan dari Yayasan Mangrove Indonesia memperkenalkan keadaan hutan mangrove di Marunda yang mulai "digarapnya" sejak tahun 2009, dan kini mulai membuahkan hasil yang signifikan.
"Dari nol, kini mangrove sudah berkoloni," ujarnya.
Beliau juga membuka wawasan peserta akan pentingnya hutan mangrove sebagai penyangga kehidupan biota laut.
Sebanyak 150 peserta KETAPEL Mangrove 2017 bersiap menanam mangrove.
"Keberadaan mangrove dimanfaatkan ikan-ikan sebagai tempat pemijahan (spawning ground), mencari makan (feeding ground), pengasuhan (nursery ground) dan pertukaran nutrisi (export nutrient). Dan, tentunya manfaat utama lainnya sebagai pemecah gelombang, penahan abrasi, intrusi air laut, tsunami dan banjir rob," jelas Pak Ikhsan, lebih lanjut.
Peserta antusias mendengar penjelasan salah satu guru KeMANGTEER Jakarta, ini. Acara dilanjutkan dengan short sharing oleh Bang Fajar dari MMC mengenai keadaan mangrove di Mempawah, yang menjadi daerah binaannya.
Foto bersama peserta dan panitia selepas menanam mangrove.
Mereka saling bahu-membahu melewati rintangan substrat berlumpur yang tak jarang membuat kaki tertusuk teritip, karang, akar dan ranting kering. Walau sulit, namun tak menyurutkan niat mereka untuk bertemu dengan baby-baby mangrove.
"Para peserta pria bekerja sama menarik perahu yang mengangkut bibit mangrove menuju lokasi mangroving. Kemudian, dengan semangat, para peserta menancapkan ajir bambu. Sedangkan peserta perempuan, bersiap untuk menanam bibit mangrove ke ajir yang sudah ditancapkan," jelas salah satu Teer Jakarta.
"Suatu kerja sama yang baik antar peserta. Terima kasih, Rekan-rekan komunitas dan media partner Bangun Jakarta, Gerakan Energi Terbarukan STTPLN, HIMAPA 45 Jakarta, HPA Tradyakala, Pasatwa FKM UI, Odha Berhak Sehat, Jakarta Berkebun, Turun Tangan Jakarta, Wisata Panti, Greenpeace, Yayasan Mangrove, Sebangsa, Komunita ID, Campaign ID, Kita Bisa, Inspirator Freak dan Opini ID. Kepada afiliasi mangrove kami, KeSEMaT, Yayasan IKAMaT, CV. KeMANGI, MANGROVEMAGZ, dan masih banyak lagi yang sudah mendukung kami. Terima kasih, ya. Menyenangkan sekali bisa berkolaborasi menjaga mangrove dan bumi ini,"pungkasnya. (INT/KMTJKT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar