Kondisi bibit mangrove setelah ditanam.
Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelulushidupan bibit mangrove agar tetap tinggi dengan cara mengganti bibit mangrove yang mati dengan yang baru, dan juga menyiangi lokasi sekitar dari gangguan hama, plastik, lumut, kepiting, dan gangguan lainnya yang dirasa mengancam pertumbuhan bibit.
Mencuplik pernyataan Aris Priyono, sang Bapak Mangrover Indonesia, bahwa kesuksesan sebuah kegiatan penanaman mangrove tidak dilihat dari seberapa banyak bibit yang ditanam, melainkan seberapa tinggi persentasi kelulushidupan bibit setelah ditanam.
Untuk itulah, pada tanggal 25 Juli 2018, KeMANGTEER Serang mengadakan program Monev untuk kegiatan Mangrove Movement yang sudah dilaksanakan kurang lebih dua bulan yang lalu. Monev dipusatkan di Desa Domas dan mendapatkan hasil yang cukup menggembirakan.
"Kelulushidupannya mencapai 70%," jelas Teer Novi. "Hal ini membuat kami semakin bersemangat, bersabar dan tak pernah lelah untuk Indonesia yang lebih hijau," pungkasnya. (NAP/ADM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar