Pesona jembatan kayu di Munjang.
Hutan mangrove di kawasan ini, juga telah diresmikan sebagai Ekowisata Mangrove Munjang pada 27 Juli 2017 oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan. Setelah diresmikan, mangrove di sini memiliki daya tarik lebih bagi wisatawan untuk datang berkunjung dan berlibur di akhir pekan.
Baliho yang terdapat di kawasan ekowisata.
"Saya memilih menggunakan kapal kecil karena ingin mencoba hal yang berbeda. Jalur yang dilewati juga berkelok-berkelok dan airnya masih jernih. Benar-benar asri tempat wisatanya," jelas Teer Fariz. "Setelah sampai di tempat pemberhentian kapal, mangroving saya masih berlanjut untuk mengeksplorasi hutan mangrove Munjang. Untuk yang senang ber-selfie ria, terdapat banyak spot-spot foto kece yang disediakan pihak pengelola. Jadi jangan takut tidak eksis di sini, ya," tambahnya.
Perakaran mangrove di Munjang.
"Hutan mangrove Munjang bisa dijadikan tempat wisata percontohan bagi tempat wisata mangrove," terang Teer Fariz. "Terutama ekowisata mangrove yang belum terawat atau belum dikelola dengan baik, khususnya di Provinsi Bangka Belitung agar ekosistem mangrove tidak tergerus dengan kepentingan ekonomi saja, tetapi juga bisa melindungi daratan Pulau Bangka dari ancaman abrasi," tutupnya. (FRZ/ADM/KJGJ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar